Desaku yang kucinta - pujaan hatiku - tempat ayah dan bunda - dan handai taulanku - tak mudah kulupakan - tak mudah bercerai - selalu kurindukan - desaku yang permai . . .

Kamis, 21 April 2011

Nonton wayang oragn


Waktu aku masih duduk di kelas SD, papaku sering mengajakku nonton pertunjukan 'wayang orang', yang kadang tampil di lapangan Pema, desa Ngunut.

Tentunya, aku juga harus berjuang melawan rasa kantuk sambil nonton wayang orang. Namun adegan yang kusukai adalah munculnya para punakawan : Gareng - Petruk - Bagong - Semar yang selalu menghibur dengan kekonyolan mereka.

Aku sangat mengagumi tata letak panggung, terutama waktu lampu menyala sesuai adegan yang sedang berlangsung : merah, biru, hijau, dsb. Juga kutahu bagaimana latar belakang / background itu diganti dengan menarik layar yg digulung di atas.

Aku juga tidak asing dengan nama-nama tokoh wayang (walau banyak yang aku ga ngerti - lupa) : Abimanyu, Bima, Kresna, Gatotkaca, Wisanggeni, Arjuna, Betara Narada dan sebagainya.

Ingatan ini muncul waktu hari Minggu kemarin, sepulang dari gereja, di dalam angkot aku bertemu dengan seorang bapak yang tampak ngantuk dan tertidur dalam perjalanan, sama seperti yang biasa kulakukan. Waktu kutanya mengapa dia mengantuk, dia bilang "Barusan nonton wayang kulit..."

Oh ya, salah satu hal lagi yang kusukai pada event nonton wayang itu, selalu rombongan mereka disertai dengan para penjual makanan yang hanya ada pada waktu ada pertunjukan : kue goreng, cakue, dan favoritku : martabak telur!

Gambar di atas kutemukan di sebuah blog yang berjuang melestarikan budaya 'Wayang Orang' ini di JAMAN SEMANA DOT WORDPRESS DOT COM.

0 komentar:

Posting Komentar