Aku teringat, dulu nenekku (ibu dari mamaku) punya rumah kecil di dekat rel kereta api. Aku waktu pulang sekolah sering menemani nenek di sana. Oh ya, rumah ini sepertinya yang ada di foto pernikahan ke dua orang tuaku tahun 1966 silam?
Rumah itu sederhana, ada ruang tamu, bale, kursi tamu dan meja, dan beberapa kamar (aku lupa). Dindingnya dari anyaman bambu (bhs. jawa : Gedheg).
Yang kuingat, waktu pulang dari rumah itu, (nenek tidak tidur di sana, tapi tidur di rumah tanteku - bibiku / adik mamaku, Bu Lek Tie - A ik Ti di jalan Raya II Ngunut), nenek sebelum menutup pintu selalu menghentakkan kakinya ke tanah 3 kali.
Waktu ku tanya ke nenek, apa alasanya selalu berbuat hal itu, beliau menjawab "Supaya Selamat..."
(Oh gitu caranya supaya selamat... doa menjejakkan kaki ke tanah 3 kali - pikirku)
Semua catatan dan kenanganku tentang tempat kelahiranku (1968), sebuah desa kecamatan bernama : Desa Ngunut, Tulungagung, Jawa Timur. (All my memories about my village, where I was born 43 years ago : Ngunut, Tulungagung, East Java, Indonesia)
Desaku yang kucinta - pujaan hatiku - tempat ayah dan bunda - dan handai taulanku - tak mudah kulupakan - tak mudah bercerai - selalu kurindukan - desaku yang permai . . .
0 komentar:
Posting Komentar